Surabaya, 03 Agustus 2021 – Telah terlaksana Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) pertama yang dilakukan secara daring. Program ini merupakan bentuk kerja sama antara Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Majelis Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dengan INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia). KKG 1 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru kelas awal terkait pembelajaran literasi dan numerasi.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 10.30 hingga 17.00 WIB. KKG ini juga dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen Kota Surabaya dan Ketua KG3 SD/MI Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Muhammad Amang Muazam M.Pdi selaku Ketua KG3 menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk membangun peradaban serta membangun cakrawala baru bagi dunia pendidikan.
“Kegiatan ini untuk membangun peradaban dan membangun cakrawala baru bagi dunia pendidikan. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini akan membuka wawasan kita bagaimana mengembangkan metode-metode pembelajaran. Dan tentunya memotivasi anak-anak untuk belajar lebih baik melalui gemar membaca,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. H. Ridwan menyatakan terima kasih kepada seluruh koordinator dan seluruh jajaran INOVASI dalam memberikan wawasan kepada guru.
“Workshop kegiatan literasi ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, khususnya di sekolah masing-masing,” tutur Dr. H. Ridwan.
Selain itu, Ketua Majelis Dikdasmen Surabaya tersebut menyampaikan bahwa kegiatan KKG ini sangat penting dalam rangka meningkatkan kompetensi guru di era milenial.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam peningkatan kompetensi guru di era milenial. Nah kami sangat berharap agar kegiatan ini dapat terus diselenggarakan. Semoga MI Muhammadiyah 5 ini sebagai pandeganya dan bisa berbagi,” tuturnya.
Materi dalam KKG 1 ini yakni Growth Mindset dan GEDSI. Materi Growth Mindset bertujuan melatih pola pikir berkembang.
Sedangkan materi GEDSI bertujuan memahami konsep dasar inklusi sosial dan sensitivitas gender dalam pendidikan. Serta memperkenalkan lingkungan belajar mengajar yang bebas dari kekerasan. (M. Syahrul Rizal)
(Foto: M. Syahrul Rizal / Editor: Yuni KF)
