Beda Cara Penulis dan Birokrat sikapi Masalah

0
467
Foto Bersama Saat Finalisasi Kilasan Kinerja dan Buku Literasi Numerasi

Penulis dan birokrasi atau profesi lain akan berbeda apabila bertemu dengan masalah, disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Biyanto MAg dalam acara Finalisasi Penulisan Buku Kilasan Kinerja Program Literasi dan Numerasi, Jumat (9/12/22).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PWM Jawa Timur di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda), dia menjelaskan penulis atau akademisi bila bertemu dengan masalah bisa menjadi entry point ide untuk menulis.

“Tetapi kalau birokrat atau profesi lain ketika bertemu dengan masalah malah sedih. Terbayang kalau nanti bisa diperiksa. Mereka sudah terbayang Medaeng, Nusa Kambangan, ataupun penjara,” ujarnya di hadapan penulis dan Kepala SD/MI yang mengikuti Program Literasi Numerasi Mandiri.

Dia menyampaikan penulis apabilan bertemu dengan masalah itu senang. Dari masalah itu bisa menjadi bahan untuk ditulis. Maka, tekannya, masalah tersebut bisa melahirkan karya tulis.

Karakter Muhammadiyah

Prof Dr Biyanto menjelaskan karakter Muhammadiyah, sering orang menyebut kategori masyarakat yang literet, masyarakat yang melek baca, melek tulis. Karakter ini harus terus kita tingkatkan.

“Kalau ada orang Muhammadiyah yang tidak rajin baca dan tulis, itu Muhammadiyahnya diragukan,” ungkapnya.

Dia memaparkan untuk mewujudkan karakter ini, guru terus berkreasi untuk melahirkan karya yang luar biasa. Meskipun buku Literasi Numerasi ini nantinya berbentuk bunga rampai, yang ditulis secara kroyokan, tetapi ini bukti nyata guru mampu mewujudkan karakter Muhammadiyah dengan cara berliterasi.

Menulis adalah tradisi sangat baik. Buya Hamka pernah mengatakan menulislah maka Anda akan abadi. Kata-kata yang terucap itu akan terbang ke mana-mana, sedangkan kata-kata yang ditulis akan berbekas, abadi.

“Tulisan akan menjadi amal jariyah kita, yang akan mengalir terus bagi kita. Maka, tugas kepala sekolah atau madrasah adalah memfasilitasu guru untuk menulis supaya karakter Muhammadiyah terus mengakar,” tandasnya.

sumber : PWMU.CO

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini