Sabtu, 07 Agustus 2021 – Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan salah satu program kerja sama antara Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PW Muhammadiyah Jawa Timur dan INOVASI yang dilaksanakan di 6 kabupaten, salah satunya Gresik. Materi pertama KKG kali ini yakni Growth Mindset dan GEDSI.
Karena adanya perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, kegiatan KKG dilakukan secara daring yang dihadiri oleh Korda (Koordinator Daerah), Fasda (Fasilitator Daerah), dan guru kelas awal SD/MI Muhammadiyah Kabupaten Gresik.
Pembukaan KKG dipandu oleh Tineke Wulandari selaku Korda. Dirinya menyampaikan harapan dari KKG ini yaitu menjadikan SD/MI Muhammadiyah Kabupaten Gresik menjadi lebih baik. Dengan kata lain ingin membawa perubahan yang lebih baik bagi SD/MI Muhammadiyah di Gresik.
Kegiatan KKG ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua FOSKAM Kabupaten Gresik. Dalam sambutannya, M. Nor Qomari, S.Si menyatakan terima kasih dan merasa bangga atas kesempatan yang diberikan oleh INOVASI.
“Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan yang diberikan dan kami bangga atas nama FOSKAM. Melalui KKG ini, SD/MI Kabupaten Gresik diberikan kesempatan untuk belajar, serta melakukan perubahan yang signifikan pada diri kita dan juga lembaga. Semoga nantinya bekal yang didapat dapat menjadikan putra-putri kita menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik juga menyampaikan sambutan terkait kegiatan KKG kali ini.
“Saya sangat mengapresiasi sekali kegiatan KKG yang telah disiapkan dengan sangat baik oleh Muhammadiyah, khususnya Dikdasmen PWM Jawa Timur sebagai salah satu lembaga di provinsi yang bekerja sama dengan INOVASI. Melalui KKG ini, kita akan bersama-sama menjadikan guru di SD/MI Muhammadiyah lebih adaptif dan peka terhadap perkembangan zaman,” tutur Ir. Dodik Priyambada, S.Akt.
Dengan penjelasan terkait materi Growth Mindset dan GEDSI, diharapkan guru kelas awal SD/MI mampu membantu anak didik dalam mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisir pola pikir negatif.
Serta dapat memahami apa itu inklusi sosial dan sensitivitas gender, perbedaan berdasarkan kebutuhan siswa-siswi, melibatkan mereka dalam pembelajaran yang aktif, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang inklusif. (Syifa Nabila A)
